Skip to main content

JANGAN TERJEBAK PADA SLOGAN

Oleh: Nashrul Mukmin


Assalaamu'alaikum wr. wb

Beberapa bulan ini di medsos maupun yg lainnya sdg diramaikan oleh Istilah ISLAM NUSANTARA dan ISLAM ROHMATAN LIL 'ALAMIINA.

Dalam mensikapi kondisi yg kini sdg memasuki ranah pro kontra ini ada satu hal yg perlu kita sadari bersama bahwa Dua tema tersebut hanyalah sebuah slogan belaka.
Oleh karena itu Mari kita belajar utk lebih bersikap mau membuka diri agar tdk terjebak pada slogan semata.

Mari kita belajar utk bersikap sedikit dewasa, Apapun slogan yg dikumandangkannya selagi dalam implementasinya membawa kemaslahatan utk ummat islam , mari sama -sama kita dukung.
Begitu juga sebaliknya.Apapun slogan yg diusungnya, klu ternyata dalam mengaplikasikannya bakal mendiskreditkan ummat Islam, mari sama sama kita ingatkan dan luruskan.

Dlm mensikapi kondisi tsb, kita sebagai warga NAHDLIYIN harus extra hati hati, krn sebagaimana yg telah kita sadari bersama bahwa kehadiran NU yg ingin membawa Islam sebagai rohmat utk seluruh alam serta ygberusaha utk menunjukkan wajah islam nusantara yg arif dan toleran sangat tdk diharapkan kehadirannya oleh para musuh musuh islam baik yg berada di luar maupun dalam islam itu sendiri.

Isyu yg mengusung dua slogan yg berbeda tsb kelihatannya sengaja mereka exspos sedemikian rupa
Namun sayanga kebanyakan dari mereka yg mengexspos isyu tsb bukannya berusaha utk mecari titik temu serta kesamaannya namun lebih diarahkan utk menciptakan jurang perbedaan yg semakin lebar yg pada endingnya tdk lain hanyalah bertujuan utk memecah belah persatuan dan kesatuan warga NAHDLIYIN.

Mari kita tunjukkan ke mata dunia wajah ISLAM NUSANTARA yg mampu membawa Islam sebagai ISLAM ROHMATAN LIL 'ALAMIINA.

Sekali lagi :
JANGAN TERJEBAK OLEH SLOGAN YG ADA.

Tentu kita sepakat bahwa tdk sedikit org yg mengusung slogan TEGAKKAN SUNNAH TINGGALKAN BID'AH, namun ternyata isinya justru penuh dg FITNAH.

Popular posts from this blog

M A N A Q I B

Oleh: Nashrul Mukmin Pengertian Manaqib: Secara bahasa manaqib berarti meneliti,menggali.Secara istilah di artikan sebagai riwayat hidup seseorang yang berisikan tentang budi pekertinya yang terpuji,akhlaknya yang mulia,karomahnya dan selainnya yang patut di jadikan sebagai bahan pelajaran/suri tauladan. Maksud dari manaqiban diantarnya adalah bertujuan untuk tawasul,tabaruk,mengenal orang-orang shalih dan untuk lebih mencintanya. Dalil-dalil Manaqib: Manaqib itu banyak terdapat dalam al-Quran,semisal manaqibnya Ashabul Kahfi,Raja Dzulqurnain,Sayyidatuna Maryam,Sayyidina Luqmanul Hakim dan lain sebagainya. Dalil Manaqib Adapun dalil yang digunakan hujjah untuk memperbolehkan praktek manaqib yaitu sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidin halaman 97:  ﻭَﻗَﺪْ ﻭَﺭَﺩَ ﻓِﻲ ﺍْﻟَﺎﺛَﺮِ ﻋَﻦْ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟْﺒَﺸَﺮِ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍَﻧَّﻪُ ﻗﺎَﻝَ : ﻣَﻦْ ﻭَﺭَّﺥَ ﻣُﺆْﻣِﻨﺎَ ﻓَﻜَﺄَﻧﻤَّﺎَ ﺍَﺣْﻴﺎَﻩُ ﻭَﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺃَ ﺗﺎَﺭِﻳْﺨَﻪُ ﻓَﻜَﺄَﻧﻤَّﺎَ ﺯَﺍﺭَﻩُ ﻓَﻘَﺪْ ﺍﺳْﺘً

Istilah-istilah Dalam Madzhab Syafi'iyah

Mengenal istilah qaul atau pendapat ulama' madzhab Syafi'i Ini adalah metode Imam Nawawi tentang pendapat- pendapat (qoul, wajah) dari ulama yang bermadzhab Syafi’i dan cara memprioritaskannya. Beliau Imam Nawawi mengistilahkan pendapat Imam Syafi’i dengan kata- kata Qoul/Aqwal. Dan pendapat ulama yang mengikuti madzhab Syafi’i dengan kata- kata Wajah/Awjuh. Sedangkan perbedaan periwayatan madzhab lain yang diakomodir ke madzhab Syafi’i di istilahkan dengan Thoriq/Thuruq. Jadi kesimpulannya: - Qoul / Aqwal : Pendapat Imam Syafi’i - Wajah / Awjuh : Pendapat ulama Syafi’iyyah yang berlandaskan kaidah dan metode ushul fiqh Imam Syafi’i. - Thoriq / Thuruq : perbedaan periwayatan madzhab lain yang diakomodir ke madzhab Syafi’i (Red. memasukkan pendapat madzhab lain ke madzhab Syafi’i) Catatan redaksi: Dalam Bahasa Indonesia Qoul / Aqwal, Wajah / Awjuh dan Thoriq / Thuruq mempunyai satu arti yakni: pendapat. Al Adzhar (الأظهر) : Pendapat paling kuat berda

Jiwa dan Raga

Dalam lagu I ndonesia raya ada kalim a t berbunyi "bangunlah jiwanya bangunlah badannya" . dalam lagu indonesia raya tersebut ada penekanan pada kalimat awal, yaitu jiwa baru kemudian raga. artinya penataan jiwa lebih penting dan urgent untuk dibangun dan diberdayakan terlebih dahulu dari pada body .  Hal ini senada d engan pesan yang disampaikan d a l a m nadhom yang berbunyi "wazakkihi tazkiyatan wa ajmila # ijmala man tajammulan tajammala" Pada nadzom di atas, yang pertama disebut adalah lafadz   "zakka"   yang artinya suci, bersih. lafadz zakka digunakan untuk hal2 yang bersifat batin, kalau lafadz yang bermakna suci atau bersih yg bersifat dhohir, maka pakai kata thoharo. Kemudian sang nadzim menyusul dengan kata "ajmila" yang artinya indah, bagus, cantik, yang implementasinya pada bentuk dhohir, body, penampilan.  Pada nadzhom di atas, sang nadzim memberikan sebuah isyarat pada kita semua, bahwa sebelum kita melakukan s