Dalam lagu Indonesia raya ada kalimat berbunyi "bangunlah jiwanya bangunlah
badannya". dalam lagu indonesia raya tersebut ada penekanan pada
kalimat awal, yaitu jiwa baru kemudian raga. artinya penataan jiwa lebih
penting dan urgent untuk dibangun dan diberdayakan terlebih dahulu dari pada body.
Hal ini senada dengan pesan yang disampaikan dalam nadhom yang berbunyi
"wazakkihi tazkiyatan wa ajmila # ijmala man
tajammulan tajammala"
Pada nadzom di atas, yang
pertama disebut adalah lafadz "zakka" yang artinya suci, bersih. lafadz zakka
digunakan untuk hal2 yang bersifat batin, kalau lafadz yang bermakna suci atau
bersih yg bersifat dhohir, maka pakai kata thoharo. Kemudian sang nadzim
menyusul dengan kata "ajmila" yang artinya indah, bagus,
cantik, yang implementasinya pada bentuk dhohir, body, penampilan.
Pada nadzhom di atas, sang
nadzim memberikan sebuah isyarat pada kita semua, bahwa sebelum kita melakukan
sebuah aksi perbaikan, maka yang perlu diperbaiki dahulu adalah batin kita,
setelah batin ini sudah bagus, suci, dan bersih dari hal-hal yang hina, maka
perbaikan disegala
sektor yang sifatnya dzohir dipersilahkan, bahkan sang nadzim mengatakan pada
akhir nadzoman ungkapan "ijmala
man tajammulan tajammala" dalam bentuk kelonggaran, seakan sang
nadzim mengisyatkan "monggo, mau dibentuk seperti apapun bentuk dan
gaya perbaikan dhohirmu, monggo, tp sebelumnya kamu sudah melakukan sebuah
tazkiyyatan dalam batinmu.”
jadi sebelum memperbaiki yang dhohir,
baiki dulu yang batin, sebab yang batin adalah cerminan dari yang dhohir
(al-hikam)
wallahu a'lam
diambil dan dicopy dari https://cakrojak.blogspot.com
Dalam lagu Indonesia raya ada kalimat berbunyi "bangunlah jiwanya bangunlah
badannya". dalam lagu indonesia raya tersebut ada penekanan pada
kalimat awal, yaitu jiwa baru kemudian raga. artinya penataan jiwa lebih
penting dan urgent untuk dibangun dan diberdayakan terlebih dahulu dari pada body.
Hal ini senada dengan pesan yang disampaikan dalam nadhom yang berbunyi
"wazakkihi tazkiyatan wa ajmila # ijmala man
tajammulan tajammala"
Pada nadzom di atas, yang
pertama disebut adalah lafadz "zakka" yang artinya suci, bersih. lafadz zakka
digunakan untuk hal2 yang bersifat batin, kalau lafadz yang bermakna suci atau
bersih yg bersifat dhohir, maka pakai kata thoharo. Kemudian sang nadzim
menyusul dengan kata "ajmila" yang artinya indah, bagus,
cantik, yang implementasinya pada bentuk dhohir, body, penampilan.
Pada nadzhom di atas, sang
nadzim memberikan sebuah isyarat pada kita semua, bahwa sebelum kita melakukan
sebuah aksi perbaikan, maka yang perlu diperbaiki dahulu adalah batin kita,
setelah batin ini sudah bagus, suci, dan bersih dari hal-hal yang hina, maka
perbaikan disegala
sektor yang sifatnya dzohir dipersilahkan, bahkan sang nadzim mengatakan pada
akhir nadzoman ungkapan "ijmala
man tajammulan tajammala" dalam bentuk kelonggaran, seakan sang
nadzim mengisyatkan "monggo, mau dibentuk seperti apapun bentuk dan
gaya perbaikan dhohirmu, monggo, tp sebelumnya kamu sudah melakukan sebuah
tazkiyyatan dalam batinmu.”
jadi sebelum memperbaiki yang dhohir,
baiki dulu yang batin, sebab yang batin adalah cerminan dari yang dhohir
(al-hikam)
wallahu a'lam
diambil dan dicopy dari https://cakrojak.blogspot.com
Add caption |