Skip to main content

SIAPA YG SEBENARNYA TELAH MENYEKUTUKAN ALLOH ????

Oleh: Nashrul Mukmin

Assalaamu'alaikum wr. wb

Kalau ASWAJA saat berdoa dengan bertawasul, Aswaja meyakini kalau sesuatu yg dijadikan TAWASUL itu , baik yg masih hidup maupun yg sdh wafat, baik berupa amal maupun yg lainnya, kesemuanya itu tdk mampu memberikan "kemanfaatan" (mengabulkan doa) apapun dalam doanya, namun yg memberikan "kemanfaatan"(mengabulkan doa) hanyalah Alloh swt.

Tetapi kalau menurut WAHABI , sesuatu yg dijadikan sebagai tawasul tsb dianggap atau diyaqini bisa memberikan kemanfaatan atas doa yg dipanjatkan. Dengan kata lain yg mampu memberikan memberikan kemanfaatan (mengabulkan doa) dalam doa selain Alloh swt juga sesuatu yg dijadikan TAWASUL itu sendiri.

Dari uraian saya di atas dapat dilihat dg jelas, siapa yg sebenarnya dalam doanya yg telah menyekutukan Alloh dan siapa yg hanya menyandarkan semuanya hanya kepada Alloh semata.
Namun anehnya WAHABI justru yg sering mensyirik-syirikkan Aswaja yg dalam berdoa dg bertawasul yg berkeyakian kalau hanya Alloh swt semata yg mampu memberikan kemanfaatan(mengabulkan doa) atas doa yg dipanjatkannya.

Apa yg saya uraikan di atas saya paparkan berdasarkan dari hasil diskusi yg telah saya lakukan dg beberapa pengikut WAHABI selama ini baik di dunia maya maupun di dunia nyata.

Demikian. Semoga ada manfaatnya

Popular posts from this blog

M A N A Q I B

Oleh: Nashrul Mukmin Pengertian Manaqib: Secara bahasa manaqib berarti meneliti,menggali.Secara istilah di artikan sebagai riwayat hidup seseorang yang berisikan tentang budi pekertinya yang terpuji,akhlaknya yang mulia,karomahnya dan selainnya yang patut di jadikan sebagai bahan pelajaran/suri tauladan. Maksud dari manaqiban diantarnya adalah bertujuan untuk tawasul,tabaruk,mengenal orang-orang shalih dan untuk lebih mencintanya. Dalil-dalil Manaqib: Manaqib itu banyak terdapat dalam al-Quran,semisal manaqibnya Ashabul Kahfi,Raja Dzulqurnain,Sayyidatuna Maryam,Sayyidina Luqmanul Hakim dan lain sebagainya. Dalil Manaqib Adapun dalil yang digunakan hujjah untuk memperbolehkan praktek manaqib yaitu sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidin halaman 97:  ﻭَﻗَﺪْ ﻭَﺭَﺩَ ﻓِﻲ ﺍْﻟَﺎﺛَﺮِ ﻋَﻦْ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟْﺒَﺸَﺮِ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍَﻧَّﻪُ ﻗﺎَﻝَ : ﻣَﻦْ ﻭَﺭَّﺥَ ﻣُﺆْﻣِﻨﺎَ ﻓَﻜَﺄَﻧﻤَّﺎَ ﺍَﺣْﻴﺎَﻩُ ﻭَﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺃَ ﺗﺎَﺭِﻳْﺨَﻪُ ﻓَﻜَﺄَﻧﻤَّﺎَ ﺯَﺍﺭَﻩُ ﻓَﻘَﺪْ ﺍﺳْﺘً

Istilah-istilah Dalam Madzhab Syafi'iyah

Mengenal istilah qaul atau pendapat ulama' madzhab Syafi'i Ini adalah metode Imam Nawawi tentang pendapat- pendapat (qoul, wajah) dari ulama yang bermadzhab Syafi’i dan cara memprioritaskannya. Beliau Imam Nawawi mengistilahkan pendapat Imam Syafi’i dengan kata- kata Qoul/Aqwal. Dan pendapat ulama yang mengikuti madzhab Syafi’i dengan kata- kata Wajah/Awjuh. Sedangkan perbedaan periwayatan madzhab lain yang diakomodir ke madzhab Syafi’i di istilahkan dengan Thoriq/Thuruq. Jadi kesimpulannya: - Qoul / Aqwal : Pendapat Imam Syafi’i - Wajah / Awjuh : Pendapat ulama Syafi’iyyah yang berlandaskan kaidah dan metode ushul fiqh Imam Syafi’i. - Thoriq / Thuruq : perbedaan periwayatan madzhab lain yang diakomodir ke madzhab Syafi’i (Red. memasukkan pendapat madzhab lain ke madzhab Syafi’i) Catatan redaksi: Dalam Bahasa Indonesia Qoul / Aqwal, Wajah / Awjuh dan Thoriq / Thuruq mempunyai satu arti yakni: pendapat. Al Adzhar (الأظهر) : Pendapat paling kuat berda

KUNJUNGAN SRI BAGINDA RAJA SALMAN BIN ABDUL AZIZ

SEMOGA MEMBAWA PEROBAHAN POSITIF DI NEGRI KAMI TERCINTA INDONESIA Oleh: Nashrul Mukmin Kehadiran Raja Arab Saudi Syaikh Salman bin Abdul Aziz bersama dengan dua puluh lima Pangeran beserta segenap pengiringnya yg berkunjung ke Indonesia sungguh telah memberikan efek yg sangat signifikan di berbagai sektor. Salah satu sektor yg juga tdk luput terkena efeknya adalah sektor keagamaan. Indikatornya sebagaimana yang telah sama sama kita ketahui dan maklumi bahwa selama bertahun tahun sebelum Raja Arab Saudi Syaikh Salman bin Abdul Aziz berdatang ke Indonesia mayoritas dari pengikut faham Wahabi Salafi yg ada di Indonesia mulai dari tingkat atas sampai tingkat akar rumput mereka bersepakat dg qoidah “LAWANNYA SUNAH ADALAH BID’AH DLOLALAH”. Yg mereka maknai bila seseorang tdk mengamalkan sunah maka org tersebut divonis sebagai pelaku bid’ah dlolalah.  Namun semenjak kehadiran Raja Arab Saudi Syaikh Salman bin Abdul Aziz bersama dengan dua puluh lima Pangeran beserta segenap p