Skip to main content

Siapa Takut

Tentunya anda pernah mendengar sebuah pribahasa jawa yg berbunyi “kalah cacak, menang cacak, kalah menang podo cacak” yang artinya “merasa kalah di coba dulu, merasa menang di coba dulu, kalah menang keduanya di coba dulu”.  Pribahasa ini memberikan indikasi bahwa HASIL dari sesuatu terlihat setelah di adakan UJI COBA, baik sekali coba atau setelah berkali-kali uji coba. Kadang kala kita merasa hasil (bisa berupa laba, keuntungan, kemenangan) udah di depan mata dg sebuah analisis yang panjang, tp setelah di coba ternyata gagal total. Kadang kala kita merasa hasil sudah tidak bisa di harapkan lagi, itu setelah di adakan sebuah analisa otak dan perhitungan yg panjang, dan kita langusung meninggalkan dan tak pernah terjun langsung untuk mencoba, yang pasti, kita tidak tau apa hasil sesungguhnya setelah di laksanakan…… Dalam al-Qur’an telah di sebutkan:


كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa urusan hasil adalah urusan Allah, sedangkan manusia bukan penentu dari hasil itu sendiri….  Saya tegaskan lg “HASIL adalah Hak PREROGATIVE Allah, sedangkan manusia dan segala upayanya bukan PENENTU HASIL”. 

Tugas kita hanya melaksanakan program, bukan menentukan hasil program.  Oke….. yang menjadi inti pada bahasan ini adalah bukan tentang masalah hasilnya bagaimana dan bagaimana, tp pembahasan kali ini lebih kepada sikap awal kita menghadapi sebuah masalah atau peluang yg muncul di hapadapan kita. 

Oke…. Pada dasarnya, kita tidak akan mengetahui sebuah hasil dari sesuatu itu sebelum di adakan uji coba atau dg kata lain, di coba dulu untuk mengetahui hasil dari sesuatu. 

Ada sebuah pepatah mengatakan: Tidak tahu, belajarlah Tidak bisa, bersungguh-sungguhlah MUSTAHIL, COBALAH. 

Eits…. Sebelumnya saya tegaskan, bahwa antara MENCOBA dan COBA-COBA itu BERBEDA….  Dan disini yang kita bahas adalah mencoba, bukan coba-coba  

Trus… apa bedanya antara mencoba dan coba-coba mas bro..?? 

Yang pasti beda dan perbedaannya sangat tipis sekali Yaitu, km mencoba sedikit, dan memprediksi bahwa yg km lakukan keliru atau tidak hasil, lalu km berhenti dan tidak meneruskan, itu namanya coba-coba  Tp klo kamu mencoba, lalu di tengah jalan km gagal dan km masih meneruskan dg berbagai cara sampai yg km lakukan berhasil. itu namanya mencoba bukan coba-coba…  

Letak perbedaan dari mencoba dan coba-coba adalah terletak pada SIKAP dan TANGGUNGJAWAB kamu atas apa yang kamu kerjakan. Itulah yang membedakan antara coba-coba dan mencoba. 

Oke….  Ada sebuah syair yg dibuat sebagai bagian dari nadhom yang berbunyi:

 لاَ أَقْعُدُ الْجُبْنَ عَنِ الْهَيْجَاءِ# وَلَوْ تَوَالَتْ زُمَرُ الأَعَدَاءِ 

“aku tak akan duduk hanya bertopang dagu (menyerah) karna takut dalam peperangan ini # meskipun segerombolan musuh datang mengepung dari segala arah penjuru” 

Ya… itulah gambaran dari seorang pejuang sejati yang tak mau menyerah hanya karna datangnya masalah dari segala penjuru… 

andai kata anda sebagai seorang pelajar atau santri maka nadhom di atas bisa kita pindah artikan menjadi: “aku tak akan duduk hanya bertopang dagu (menyerah) karna tiadanya biaya dalam menuntut ilmu # meskipun himpitan ekonomi keluarga sedang melanda dari segala arah penjuru”  


Atau untuk anda yang menjadi seorang enterpreneur, nadhom semangat di atas bisa dibuat sebagai pedoman, nadhom di atas bisa kita pindah artikan menjadi: 

“aku tak akan duduk hanya bertopang dagu karna takut dalam persaingan bisnis # meskipun pesaing-pesaing bisnis mengepung dari segala arah penjuru” dan lain sebagainya…  

Hmm…. Luar biasa bukan semangat dari seorang pejuang di atas…. Nadhom di atas memberikan sebuah arti penting yaitu HADAPI, HADAPI, HADAPI, menang kalah, urusan belakang.

Dahulu kala, ketika islam masuk kedaratan Andalusia (spanyol) dengan di pimpin oleh seorang pangliman perang thoriq bin ziyad dengan membawa 7000 pasukan dan di tambah pasukan susulan sebanyak 5000. jadi kesemuanya berjumlah 12000 melawan pasukan tentara Andalusia yang jumlahnya mencapai 100.000.  

Ketika kapal mulai menepi dan berlabuh di pantai dekat bukit. Di bukit inilah Thoriq bin Ziyad mengumandangkan sebuah seruan tentang perang melawan kedholiman raja disana yang waktu itu di pimpin oleh raja Roderick. Dan ketika itu pula Thoriq bin Ziyad membuat gebrakan yang spektakuler, yaitu dengan membakar seluruh perahu yang mereka tumpangi. Tak ada pilihan lain yang ditawarkan oleh Thoriq bin Ziad kecuali dua, yaitu  "Mundur mati konyol, maju mati syahit" Itulah pemahaman yang tertanam pada hati tentara muslim kala itu. Dari peristiwa itulah terkenallah sebuah bukit yang bernama jabal thoriq atau dalam bahasa latinnya Gibraltar. 

Apa yang terjadi, ternyata keadaan ini membuat semangat juang kaum muslimin pada waktu itu berkobar. Mereka bertempur sedemikian sengit hingga mampu mengalahkan pasukan tentara perang raja Roderick pada waktu itu. 

Kalau melihat jumlah, sudah pasti akal kita mengatakan bahwa pasukan islam mengantar nyawa kesana atau bahasa lainnya "setor nyawa". 

Tapi disisi lain, Thoriq bin Ziyad mengambil tindakan nekat, yaitu membakar seluruh kapal agar pasukan Islam pada waktu itu fokus pada perang, bukan fokus pada pulang. Dari cerita di atas, bisa kita ambil sebuah benang merah, yaitu “Terkadang kondisi terdesak, kepepet harus di buat untuk memompa semangat kita untuk terus bertindak dan berjuang habis-habisan”.  

Ingat… urusan hasil bukan URUSAN MANUSIA, tp urusan SANG PENCIPTA MANUSIA….  

Mas bro… apakah dengan mencoba kita akan berhasil???   

Saya katakan belum tentu.. Bisa jadi dalam mencoba kamu berhasil 100% Bisa juga 50% Atau bahkan 10% 

Akan tetapi, apabila kamu tidak pernah MENCOBA sama sekali, maka kamu sudah pasti GAGAL 100%  

Dengan mencoba akan memberikan sebuah pengetahuan akan kadar dan kemampuan kamu. Dan dari situlah kamu juga belajar untuk menaikkan dan mempertinggi kadar dan kemampuanmu, karna dengan mencoba, akan memberikan sebuah pengenalan baru pada dirimu dan memberikan cara baru dalam menyelesaiknya.  

Sebagian Ulama’ bidang adab berkata:

 كَفَى مُخْبِرًا عَمَّا بَقِيِ مَا مَضَى وَ كَفَى عِبْرًا لِاُلِي الْاَلْبَابِ مَا جَرَّبُوْا 

"Cukuplah sesuatu yang telah berlalu sebagai kabar bagi yang masih belum terlaksana, dan cukuplah sebagai suri tauladan sesuatu yang telah di uji coba oleh orang-orang yang mempunyai akal yang jernih." 

Dengan selalu mencoba dan mencoba, itu berarti kita terus dan terus melatih otak kita agar supaya bisa mencari solusi dan jalan keluar sesuai dengan apa yang pernah di alami. Semakin kita sering mencoba, semakin kita melatih diri, melatih fisik melatih otak dan melatih kepekaan kita terhadap sesuatu yang baru. Ada sebuah syair berbunyi:


 أَلَمْ تَرَ اَنَّ الْعَقْلَ زَيْنٌ لِاَهْلِهِ # وَلَكِنْ تَمَامُ الْعَقْلِ طُوْلُ التَّجَارَبِ 

"Apakah engkau tidak mengetahui, bahwa sesungguhnya akal laksana perhiyana bagi yang memiliki. Akan tetapi, kesempurnaan akan akan diperoleh dengan lamanya percobaan (selalu dan selalu mencoba)"

Dengan memcoba, kita akan mendapatkan hal baru, dan Hal ini sama dengan pengalaman baru. yaitu mengajarkan cara-cara baru dalam menyelesaikan apa yang sedang dihadapi yang pada akhirnya akan membawa kita pada KEBERHASILAN karna sejatinya KEGAGALAN adalah sebuah PROSES menuju KEBERHASILAN.

Imam syafi’i dalam maqolahnya berkata:

 جرّب ولاحظ تكن عارفا 

"Cobalah dan perhatikanlah ekses dari apa yg kau coba, niscaya kau jadi orang yang bijaksana".

Bijaksaan dalam hal apa mas bro..?? dengan mencoba anda akan menjadi lebih bijaksana, bijaksana dalam bertindak, bijaksana dalam mengambil keputusan, bijaksana dalam membuat rencana, bijaksana dalam mengatur dan lain-lain. 

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu cara yang berbeda. ~ Dale Carnegie

So… jangan takut untuk mencoba dan mencoba lagi.... tp ingat… bukan coba-coba…. Apa sih mas bro, manfaat dari mencoba…

Saya katakan, banyak sekali… dari uraian di atas bisa kita simpulkan diataranya;
Kamu akan mendapatkan ilmu baru, karna “MENCOBA ADALAH PENGALAMAN”, membuat kamu semakin bijaksana dalam melangkah, mendapatkan cara penyelesaian baru, melatih fisik, tenaga, otak. dan lain sebagainya… simpulkan sendiri ya… hehehehe…


Di ambil dan disadur dari http://cakrojak.blogspot.co.id/

Popular posts from this blog

M A N A Q I B

Oleh: Nashrul Mukmin Pengertian Manaqib: Secara bahasa manaqib berarti meneliti,menggali.Secara istilah di artikan sebagai riwayat hidup seseorang yang berisikan tentang budi pekertinya yang terpuji,akhlaknya yang mulia,karomahnya dan selainnya yang patut di jadikan sebagai bahan pelajaran/suri tauladan. Maksud dari manaqiban diantarnya adalah bertujuan untuk tawasul,tabaruk,mengenal orang-orang shalih dan untuk lebih mencintanya. Dalil-dalil Manaqib: Manaqib itu banyak terdapat dalam al-Quran,semisal manaqibnya Ashabul Kahfi,Raja Dzulqurnain,Sayyidatuna Maryam,Sayyidina Luqmanul Hakim dan lain sebagainya. Dalil Manaqib Adapun dalil yang digunakan hujjah untuk memperbolehkan praktek manaqib yaitu sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidin halaman 97:  ﻭَﻗَﺪْ ﻭَﺭَﺩَ ﻓِﻲ ﺍْﻟَﺎﺛَﺮِ ﻋَﻦْ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟْﺒَﺸَﺮِ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍَﻧَّﻪُ ﻗﺎَﻝَ : ﻣَﻦْ ﻭَﺭَّﺥَ ﻣُﺆْﻣِﻨﺎَ ﻓَﻜَﺄَﻧﻤَّﺎَ ﺍَﺣْﻴﺎَﻩُ ﻭَﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺃَ ﺗﺎَﺭِﻳْﺨَﻪُ ﻓَﻜَﺄَﻧﻤَّﺎَ ﺯَﺍﺭَﻩُ ﻓَﻘَﺪْ ﺍﺳْﺘً

Istilah-istilah Dalam Madzhab Syafi'iyah

Mengenal istilah qaul atau pendapat ulama' madzhab Syafi'i Ini adalah metode Imam Nawawi tentang pendapat- pendapat (qoul, wajah) dari ulama yang bermadzhab Syafi’i dan cara memprioritaskannya. Beliau Imam Nawawi mengistilahkan pendapat Imam Syafi’i dengan kata- kata Qoul/Aqwal. Dan pendapat ulama yang mengikuti madzhab Syafi’i dengan kata- kata Wajah/Awjuh. Sedangkan perbedaan periwayatan madzhab lain yang diakomodir ke madzhab Syafi’i di istilahkan dengan Thoriq/Thuruq. Jadi kesimpulannya: - Qoul / Aqwal : Pendapat Imam Syafi’i - Wajah / Awjuh : Pendapat ulama Syafi’iyyah yang berlandaskan kaidah dan metode ushul fiqh Imam Syafi’i. - Thoriq / Thuruq : perbedaan periwayatan madzhab lain yang diakomodir ke madzhab Syafi’i (Red. memasukkan pendapat madzhab lain ke madzhab Syafi’i) Catatan redaksi: Dalam Bahasa Indonesia Qoul / Aqwal, Wajah / Awjuh dan Thoriq / Thuruq mempunyai satu arti yakni: pendapat. Al Adzhar (الأظهر) : Pendapat paling kuat berda

MARI BELAJAR SANTUN

Oleh: Nashrul Mukmin Dalam suatu diskusi atau dialog mungkin di antara kita pernah atau bahkan sering mendapati kata-kata kasar, sikap buruk sangka, parkataan yg bertendensi hinaan, caci maki, atau hal hal lain yg tidak pantas utk dilakukan oleh seorang Muslim. Ketahuilah,bahwasanya jika suatu forum diskusi atau dialog sdh ada yg melakukan salah satu dari beberap hal yg tsb di atas, ..mk forum diskusi itu telah turut serta syetan & iblis yg ikut berperan di dalamnya Dalam suatu diskusi atau dialog sampaikanlah apa yg Anda ketahui & pahami dg lemah lembut tutur katanya/tutur bahasanya.Karena yg demikian itu adalah apa yg diajarkan & dicontohkan olh junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad SAW, dan dengan kelembutan sikap dan bahasa yg santun sungguh akan lebih menyentuh dan lebih mudah utk diterima oleh rival diskusi kita.Pribadi kita akan tercermin lewat tutur bahasa dan sikap kita. Berwudhulah ketika rasa amarah mulai menghinggapi nafs dan hati kita, Sehingga