Skip to main content

CARA BIJAK MENERIMA NASEHAT

 :
Ketika kita menerima nasehat dari orng lain, terleibih lagi bila nasehat tersebut muncul dari org yg kita anggap lebih rendah status sosialnya, ekonominya, jabatannya dan lain lain dibandingkan dg diri kita , tidak jarang kita mensikapinya dg bersikap cuek , sinis dan memandang rendah terhadap nasehat yg disampaikannya terlepas dari benar atau salahnya isi dari nasehatnya.

Tapi sebaliknya, ketika nasehat tertersebut meluncur dari lisan org yg kita anggap lebih tinggi status sosialnya, ekonominya, jabatannya dan lain lain dibandingkan dg diri kita, tidak jarang kita mensikapinya dg bersikap antusias , penuh perhatian terhadap nasehat yg disampaikannya terlepas dari benar atau salahnya isi dari nasehatnya.

Dari kedua sikap yg telah saya ilustrasikan di atas, sungguh dari keduanya bisa menjerumuskan diri kita ke lembah kehinaan. Pesan Rosuululloh Saw:

من تواضع لغنىّ لغناه ذهب ثلثا دينه

"Menghormati orang kaya karena kekayaannya, maka hilanglah 1/3 Agamanya." (Durrotun Nashihin : 103)

جامع الأحاديث (17/390)
لعن الله فقيرا تواضع لغنى من أجل ماله من فعل ذلك منهم فقد ذهب ثلثا دينه (الديلمى عن أبى ذر)أخرجه الديلمى

"melaknat orang faqir yang tawadlu' pada orang kaya karena hartanya, barang siapa melakukan hal itu maka hilang 2/3 agamanya."( Takhrij Hadits Ad-Dailamiy.)

LANTAS bagaimanakah kita hendaknya dalam bersikap ketika menerima suatu nasehat????

Orang bijak mengatakan; Ada 4 (empat) sikap yg sebaiknya kita lakukan ketika menerima suatu nasehat dari siapapun nasehat tersebut muncul:

1. TERIMA.
Bersikaplah untuk menerima apapun nasehat yg disampaikan kepada kita tanpa harus memandang dari siapapun datangnya suatu nasehat.

2. FAHAMI
Setelah kita terima nasehat yang disampaikannya, fahamilah makna, arah dan tujuan yang terkandung dalam nasehat tersebut.

3. HAYATI
Setelah kita terima dan kita fahami makna , arah dan tujuannya , lalu hayatilah baik buruknya, benar dan salahnya dengan menggunakan mizan agama sebagai pertimbangannya.

4. AMALKAN
Setelah kita terima, kita fahami maksud dan tujuannya serta telah kita hayati dg menimbang baik buruknya , benar dan salahnya barulah kita ambil dan amalkan yang benar dan baiknya dari nasehat yg disampaikannya.

Muadz bin Jabal radhiallahu anhu berkata :

اِقْبَلُوا الْحَقَّ مِنْ كُلِّ مَنْ جَاءَ بِهِ، وَإِنْ كَانَ كَافِراً – أَوْ قَالَ فَاجِراً.

“Terimalah kebenaran dari siapa saja yang membawanya, walaupun dia adalah orang kafir atau beliau berkata : Orang fasik.” (Riwayat Al-Baihaqi).
.
Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata :

أَنْ تَخْضَعَ لِلْحَقِّ وَتَنْقَادَ لَهُ مِمَّنْ سَمِعْتَهُ وَلَوْ كَانَ أَجْهَلَ النَّاسِ لَزِمَكَ أَنْ تَقْبَلَهُ مِنْهُ.

“Yaitu dengan engkau tunduk kepada kebenaran dan menerimanya dari siapa saja yang engkau dengar, walaupun dia adalah manusia yang paling bodoh maka kebenaran itu wajib engkau terima darinya.” (Jaami’ Bayaaninil ‘Ilmi wa Fadhlih, hal. 226).
..
Demikian sekelumit paparan tentang CARA BIJAK MENERIMA NASEHAT .
Semoga ada manfaatnya

ttd: Nashrul Mukmin

Popular posts from this blog

M A N A Q I B

Oleh: Nashrul Mukmin Pengertian Manaqib: Secara bahasa manaqib berarti meneliti,menggali.Secara istilah di artikan sebagai riwayat hidup seseorang yang berisikan tentang budi pekertinya yang terpuji,akhlaknya yang mulia,karomahnya dan selainnya yang patut di jadikan sebagai bahan pelajaran/suri tauladan. Maksud dari manaqiban diantarnya adalah bertujuan untuk tawasul,tabaruk,mengenal orang-orang shalih dan untuk lebih mencintanya. Dalil-dalil Manaqib: Manaqib itu banyak terdapat dalam al-Quran,semisal manaqibnya Ashabul Kahfi,Raja Dzulqurnain,Sayyidatuna Maryam,Sayyidina Luqmanul Hakim dan lain sebagainya. Dalil Manaqib Adapun dalil yang digunakan hujjah untuk memperbolehkan praktek manaqib yaitu sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Bughyat al-Mustarsyidin halaman 97:  ﻭَﻗَﺪْ ﻭَﺭَﺩَ ﻓِﻲ ﺍْﻟَﺎﺛَﺮِ ﻋَﻦْ ﺳَﻴِّﺪِ ﺍﻟْﺒَﺸَﺮِ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍَﻧَّﻪُ ﻗﺎَﻝَ : ﻣَﻦْ ﻭَﺭَّﺥَ ﻣُﺆْﻣِﻨﺎَ ﻓَﻜَﺄَﻧﻤَّﺎَ ﺍَﺣْﻴﺎَﻩُ ﻭَﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺃَ ﺗﺎَﺭِﻳْﺨَﻪُ ﻓَﻜَﺄَﻧﻤَّﺎَ ﺯَﺍﺭَﻩُ ﻓَﻘَﺪْ ﺍﺳْﺘً

Istilah-istilah Dalam Madzhab Syafi'iyah

Mengenal istilah qaul atau pendapat ulama' madzhab Syafi'i Ini adalah metode Imam Nawawi tentang pendapat- pendapat (qoul, wajah) dari ulama yang bermadzhab Syafi’i dan cara memprioritaskannya. Beliau Imam Nawawi mengistilahkan pendapat Imam Syafi’i dengan kata- kata Qoul/Aqwal. Dan pendapat ulama yang mengikuti madzhab Syafi’i dengan kata- kata Wajah/Awjuh. Sedangkan perbedaan periwayatan madzhab lain yang diakomodir ke madzhab Syafi’i di istilahkan dengan Thoriq/Thuruq. Jadi kesimpulannya: - Qoul / Aqwal : Pendapat Imam Syafi’i - Wajah / Awjuh : Pendapat ulama Syafi’iyyah yang berlandaskan kaidah dan metode ushul fiqh Imam Syafi’i. - Thoriq / Thuruq : perbedaan periwayatan madzhab lain yang diakomodir ke madzhab Syafi’i (Red. memasukkan pendapat madzhab lain ke madzhab Syafi’i) Catatan redaksi: Dalam Bahasa Indonesia Qoul / Aqwal, Wajah / Awjuh dan Thoriq / Thuruq mempunyai satu arti yakni: pendapat. Al Adzhar (الأظهر) : Pendapat paling kuat berda

Salah Memahami Hadits al-Jariyah

Jangan Salah Memahami Hadits al-Jariyah!!! Fatal Akibatnya. Oleh : Nashrul Mukmin Kaum Wahhabiyyah Seringkali Menyelewengkan Makna Hadits Ini!!Ada sebuah hadits yang dikenal dengan Hadits al-Jariyah, hadits tentang seorang budak perempuan yang dihadapkan kepada Rasulullah. Hadits ini diriwayatkan oleh al-Imam Muslim; bahwa seorang sahabat datang menghadap Rasulullah menanyakan prihal budak perempuan yang dimilikinya, ia berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah aku merdekakan saja?”. Rasulullah berkata: “ Datangkanlah budak perempuan tersebut kepadaku” . Setelah budak perempuan tersebut didatangkan, Rasulullah bertanya kepadanya: “Aina Allah?” . Budak tersebut menjawab: “Fi as-sama ’ ” . Rasulullah bertanya: “Siapakah aku?” . Budak menjawab: “Engkau Rasulullah” . Lalu Rasulullah berkata (kepada pemiliknya): “Merdekakanlah budak ini, sesungguhnya ia seorang yang beriman” . (HR. Muslim) Pemahaman hadits ini bukan berarti bahwa Allah bertempat di langit seperti yang dipahami oleh k